Energi alternatif semakin diutamakan di tengah kebutuhan akan sumber daya yang berkelanjutan. Namun, implementasinya masih terhambat oleh beberapa tantangan, salah satunya adalah proses produksi yang memakan waktu lama. Dalam sebuah penelitian, proses produksi biogas yang biasanya memakan waktu sekitar 30 hari dianggap sebagai kendala utama.
Namun, ada harapan baru yang datang dari kolaborasi antara PT Pertamina (Persero), Pertamina Foundation, dan Universitas Pertamina (UPER) melalui program Desa Berdikari Sobat Bumi (DEB SOBI). Mereka memilih Desa Bojongkulur, Kabupaten Bogor, sebagai tempat untuk mengembangkan solusi baru ini.
Desa Bojongkulur dikenal sebagai penghasil tahu terbesar, namun pengelolaan limbahnya masih belum optimal. Melalui riset yang dilakukan, mahasiswa Teknik Perminyakan dari UPER, seperti Yama, mencoba mengubah limbah tahu dan kotoran sapi menjadi sumber energi yang berguna, yakni biogas.
Proses pengelolaan limbah tahu dan kotoran sapi dilakukan dengan cara yang inovatif. Mereka menghasilkan reaktor biogas dalam waktu singkat, hanya sejak Januari 2024, dan berhasil menghasilkan 1,7 meter kubik biogas. Proses ini melibatkan dua tahapan utama, yaitu tahap inokulasi dan tahap adaptasi. Tahap inokulasi dilakukan dengan memasukkan kotoran sapi ke dalam reaktor selama 4-5 hari untuk mengaktifkan bakteri. Setelah itu, limbah tahu secara perlahan dimasukkan ke dalam reaktor hingga mencapai target produksi biogas.
Tak hanya itu, mereka juga memanfaatkan panel surya sebagai alat pemanas untuk mempercepat proses produksi. Panel surya membantu menaikkan suhu reaktor hingga 50 derajat Celsius, sehingga aktivitas bakteri dalam mengolah limbah tahu menjadi biogas meningkat.
Hasil dari pengembangan ini sungguh membanggakan. Proses produksi biogas menjadi dua kali lebih cepat dibandingkan dengan teknologi konvensional. Biogas yang dihasilkan sudah dimanfaatkan oleh dua rumah tangga, dan rencananya akan dipasang secara bertahap untuk kebutuhan produksi tahu di Desa Bojongkulur.
Tak hanya sekadar menciptakan solusi teknologi, program ini juga didukung sepenuhnya oleh rektor Universitas Pertamina. Mereka percaya bahwa mahasiswa, dengan didukung oleh pembelajaran berorientasi pada pembangunan berkelanjutan, bisa menjadi agen perubahan yang membawa manfaat bagi masyarakat.
Informasi tambahan, bagi calon mahasiswa yang tertarik untuk bergabung dengan Universitas Pertamina (UPER) dan terlibat dalam proyek-proyek inovatif seperti ini, dapat mengakses informasi lebih lanjut melalui situs resmi kampus https://pmb.universitaspertamina.ac.id/. Jadi, mari bersama-sama berkontribusi dalam menciptakan solusi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.