Bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3/2021) pukul 10.35 WITA diduga bukan buatan orang amatir. Menurut informasi yang diberikan Pengamat Intelijen dan Terosrisme Universitas Indonesia, Ridlwan Habib menjelaskan kejadian ini diduga berhubungan dengan jaringan terorisme lama. Ridlwan menerangkan, jika melihat dari cuplikan video yang sempat beredar di media sosial, bom yang meledak di depan gereja tersebut bukanlah bom rakitan sembarangan.
"Kalau melihat beberapa video yang tersirkulasi di sosial media, bom ini tidak bisa dibuat oleh orang sembarangan." "Ini (pembuat bom) jelas orang yang terlatih." "Sehingga tampaknya membuktikan ini satu hal yang serius, ada keterkaitan dengan jejaring lama," ungkap Ridlwan dikutip dari tayangan Breaking News KompasTV pada Minggu (28/3/2021).
Ridlwan menduga jika pelaku mungkin berasal dari kelompok Majelis Mujahiddin wilayah Timur yang selama ini merupakan basis basis kelompok pro ISIS dan Alqaeda. Kelompok pro ISIS diantaranya Jamaah Ansharut Daulah (JAD), diketahui merupakan kelompok yang memberikan suport kepada kelompok Mujahidin Indonesia Timur di daerah Poso dan Palu, Sulawesi Tengah. Di mana, diketahui juga wilayah tersebut merupakan daerah yang kerap digunakan untuk konsolidasi.
Ridlwan juga menduga, kejadian di Makassar ini ada keterkaitan dengan penangkapan teroris di sejumlah daerah pada tiga minggu terakhir. "Jangan lupa ada beberapa penangkapan penangkapan Neo JI pada 3 minggu terakhir, istilahnya pembalasan dendam dari mereka," tambah Ridlwan. Dengan kata lain, pengeboman yang terjadi di Makassar ini dapat diduga merupakan serangan balik dari kejadian tersebut.
Meskipun demikian, kiranya lebih baik menunggu informasi valid dari pihak kepolisian mengenai siapa dan apa motif di balik kejadian pengeboman Gereja Katedral Makassar tersebut.