Perusahaan teknologi pengembangan robot, Universal Robots menggelar pameran robot internasional "Collaborative APAC – Cobot Expo 2021", yang dilaksanakan secara online. Collaborative APAC – Cobot Expo 2021 atau "Cobot Expo 2021" merupakan platform di mana produsen dapat mencari jawaban atas pertanyaan sulit tentang otomatisasi, untuk belajar dan bertukar ide dengan pakar industri. Perwakilan berpengalaman dari Universal Robots, dan mitra industri lainnya seperti Alstrut India, Asyril, Atlas Copco, Aubotic Technology, Baumer, Ewellix, MiR, OnRobot, Robotiq, SCHUNK, SICK, SMC, Smooth Robotics dan Zimmer Group, siap memberikan masukan ahli melalui obrolan langsung.
Tema acara ini adalah "Berkolaborasi", di mana para delegasi menemukan ahli cobot memikirkan masalah bisnis utama seperti bagaimana mendorong kesuksesan dan menghindari jebakan dalam proyek otomatisasi, serta cara untuk memastikan keselamatan dan produktivitas. Konferensi, pameran dan obrolan langsung "Collaborative APAC – Cobot Expo 2021" berlangsung online dari 9 10 November 2021 dan sesi rekaman tersedia sesuai permintaan hingga 31 Desember 2021. Tidak seperti robot industri tradisional, cobot bersifat kolaboratif dan dirancang untuk bekerja bersama para karyawan, memberikan bisnis manfaat gabungan antara manusia dan robot.
Acara online akan menampilkan konsep dan pendekatan baru untuk otomatisasi yang melibatkan kolaborasi manusia robot yang sempurna. Presiden Universal Robots Kim Povlsen dan Direktur Regional Asia Pasifik James McKew memberikan pemahaman yang mendalam mengenai “Refining Automation” dan memberdayakan tenaga kerja digital di masa depan. Presiden Universal Robots Kim Povlsen, mengatakan ketika perusahaan bergerak menuju masa new normal, pihaknya menyaksikan tantangan rantai pasokan dan kekurangan tenaga kerja yang disebabkan oleh angkatan kerja yang menua dan pilihan karir yang berbeda.
"Orang orang mulai mempertanyakan jenis pekerjaan apa yang harus dilakukan oleh manusia. Banyak pekerjaan di bidang manufaktur, perakitan dan pemrosesan melibatkan pekerjaan yang membosankan, kotor dan berbahaya. Otomatisasi kolaboratif membuat tren bagi orang untuk naik ke pekerjaan yang lebih menarik. Dengan implementasi robot kolaboratif, seseorang kini dapat menjadi operator cobot yang ahli," tutur Povlsen dalam keterangan resmi, Selasa (9/11/2021). Seorang pekerja kini dapat menugaskan 'rekan kerja' (dalam hal ini ialah robot) mereka dengan tugas yang berulang, sementara pekerja itu sendiri dapat menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengembangkan strategi inovatif dan menemukan solusi untuk tantangan bisnis dengan kreativitas dan keterampilan pemecahan masalah mereka. "Perubahan ini mengarah pada kepuasan kerja yang lebih besar dan kemajuan karir. Di Universal Robots, kami berharap seseorang dapat bekerja dengan robot daripada diperlakukan seperti robot," imbuh Povlsen.
Direktur Regional Asia Pasifik Universal Robots James McKew, menyampaikan perspektif kawasan Asia Pasifik, seperti mengoperasikan sebuah pabrik telah menjadi suatu tantangan karena tenaga kerja yang menua, seperti apa yang telah disebutkan oleh Kim sebelumnya. "Gangguan pada rantai pasokan dan kekurangan bahan yang tiba tiba yang disebabkan oleh pandemi Covid 19, membuat produsen harus menghadapi transisi. Dengan semua manfaat yang dapat ditawarkan cobot seperti fleksibilitas dan tapaknya yang kecil, pemilik bisnis dan produsen menyadari bahwa mereka dapat tetap menjadi kompetitif di pasar. Ini memungkinkan lebih banyak aktivitas dalam otomatisasi kolaboratif dan bahkan membawa kembali bisnis yang sebelumnya berada di luar negeri," sebut McKew. Otomasi lebih dari sekadar memiliki robot di seluruh industri untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Saat ini, otomatisasi kolaboratif menawarkan peluang besar bagi bisnis yang siap untuk menerima tren yang berubah dan gelombang otomatisasi. Mulai dari keuntungan finansial hingga penciptaan lapangan kerja baru, cobot akan mendapatkan tempat dalam industri robotika. "Sebagai pelopor di pasar robot kolaboratif dengan lebih dari 50.000 cobot terjual, kami percaya bahwa cobot telah menjadi pendamping yang sempurna bagi operator manusia. Dengan lebih dari 10 juta tugas yang saat ini dilakukan oleh manusia, kami memperkirakan pertumbuhan cobot akan meningkat secara eksponensial. Ada peluang besar untuk membantu bisnis menciptakan pekerjaan yang lebih berarti dan lebih mempercepat gelombang otomatisasi," jelas Povlsen.
Mengambil Singapura sebagai contoh, kini negara tersebut telah menyerukan untuk mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja asing sehubungan dengan pandemi. Wabah Covid 19 telah menyebabkan guncangan besar di seluruh perekonomian, Singapura memahami perlunya beradaptasi dengan new normal ini. "Hal Ini menciptakan peluang untuk integrasi robot kolaboratif. Ke depan, cobot akan menjadi alat yang gesit untuk aktivitas reshoring, yang selanjutnya mendorong aplikasi kolaboratif di pasar ASEAN," imbuh McKew.